Sabtu, 22 Januari 2011

persiapan permukaan pengecatan ulang


PERISTILAHAN / GLOSSARY
 
Air duster gun adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan.
Agitating Rod adlah alat yang digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, untuk membentuk suatu kekentalan yang merata dan juga untuk membantu mengeluarkannya dari kaleng.
Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut.
Buffing compoud, adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus 
Buffers, adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat.
Color matching adalah suatu proses dimana dua warna atau lebih dicampur bersama untuk membuat warna yang diinginkan.
Clear adalah komponen cat yang digunakn sebagai cat pernis akhir pada pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik.
Epoxy Putty merupakan tipe putty dengan dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener.
Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener agar memperoleh viscositas yang baik
Lacquer Putty  adalah putty satu komponen yang terutama terbuat dari nitrocellullose dan alkyd atau acrylic resin.
 ix


Masking paper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh di cat.
Mixing Plate digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, terbuat dari metal kayu dan plastik.
Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung.
Polyaster Putty merupakan putty dua komponen yang menggunakan organik peroxide sebagai hardener.
primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya.
putty adalah lapisan dasar (under coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja
Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. 
Polisher  adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer.
Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya
Sander adalah sanding tool yang diberi power dimana amplas dipasang dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat
Spray gun adalah suatu peralatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang diatomisasikan pada permukaan kerja
Spatula adalah alat yang digunakan untuk mencampur putty atau aplikasi pada permukaan benda kerja.
 x


Thinner adalah zat cair yang berfungsi untuk  mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer sehingga cat tersebut dapat diaplikasikan.
Thermosetting Animo Alkyd, adalah cat yang  mengandung alkyd dan melamine resin dan sebagai komponen utama, digunakan untuk warna solid.
Thermosetting Acrylic adalah cat yang  mengandung acrylic dan melamine resin sebagai sebagai komponen utama cat tipe ini terutama digunakan warna metalic yang memerlukan tembus pandang tingkat tinggi.
Top coat adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut.
 xi

BAB I PENDAHULUAN
A.DESKRIPSI Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah “mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang”. Sub kompetensi yang akan dicapai meliputi : (a) menghilangkan korosi/kerak dan mempersiapkan bodi untuk penggunaan cat dasar, (b) menggunakan cat primer dan sealer, (c) mempersiapkan permukaan yang telah diprimer untuk penyelesaian ulang.
 Modul ini terdiri atas lima kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang penggunaan perlengkapan peralatan dan perlindungan pada pengecatan. Kegitan belajar 2 membahas tentang prosedur pengamplasan. Kegiatan belajar 3 tentang bahan dempul, primer, dan surfacer. Kegiatan belajar 4 tentang peralatan pengecatan dan prosedur penggunaannya dalam pengecatan bodi.
B.PRASYARAT Modul ini merupakan modul lanjutan yang memerlukan prasyarat bagi siswa. Adapun prasyarat yang harus dilalui oleh siswa adalah menguasai kompetensi melaksanakan prosedur masking dan memasang perapat komponen kendaraan.
C.PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang
ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
1


kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang membimbing kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1).  Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang
berlaku. 2).  Pahami setiap langkah kerja praktikum dengan baik. 3).  Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4).  Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5).  Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6).  Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang membimbing kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk : a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa.
2


d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.
D.TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan : 1. Memahami prosedur penggunaan   perlengkapan perlindungan pada
Pengecatan. 2. Memahami cara mempersiapkan metal dasar, pengamplasan untuk
proses pengecatan 3. Memahami bahan dempul, cat primer, dan surfacer 4. Memahami prosedur penggunaan peralatan cat
3

E. KOMPETENSI
Modul ini membentuk kompetensi mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang. Sedangkan subkompetensi yang ingin dicapai dapat dijabarkan seperti di bawah ini.
KOMPETENSI  :    Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang KODE  :    OPKR-60-012.C DURASI PEMELAJARAN  :    120 Jam  @ 45 menit
KRITERIA KINERJA LINGKUPMATERI POKOK PEMELAJARANSUB KOMPETENSIBELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Menghilangkan korosi/kerak
dan mempersiapka n per-mukaan bodi untuk penggunaan
cat dasar
§ Persiapan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan ter-
hadap sistem/komponen lainnya. § Penggunaan perlengkapan pe-
lindung dan peralatan yang sesuai selama seluruh tahapan proses penyelesaian ulang.
§ Permukaan yang akan dicat dibersihkan dari kontaminasi.
§ Permukaan yang akan dicat disiapkan menggunakan metode,
bahan dan peralatan yang disetujui.
§ Bahan-bahan sisa dibuang atau disimpan berdasarkan persyarat-
an dari pemerintah dan perusahaan.
§ Seluruh kegiatan persiapan permukaan  dilaksanakan berdasar-
kan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan peru-
sahaan.
Menghilangkan korosi/ kerak dan mempersiap-
kan penggunaan primer atau melapisi dengan sealer untuk pengecatan ulang
§ Persiapan dilaksanakan tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya
§ Pekerjaan dilaksanakan tanpa menyebabkan
keru-sakan terhadap sistem/ komponen lainnya
§ Seluruh kegiatan pekerjaan di atas dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamat-an, Kesehatan Kerja dan Ling-kungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan pemerintah
§ Bahan-bahan pembersih yang diperlukan
§ Prosedur persiapan permukaan untuk primer/sealer § Penerpan metode penge-catan
primer/pendempulan/penggunaan sealer § Informasi teknik yang sesuai
§ Prosedur keamanann tempat kerja § Persyaratan keamanan per-alatan
§ Persyaratan keamanan kendaraan § Prosedur penggosokan dengan cara kering dan
basah § Persiapan permukaan cat dasar/pelindungnya untuk pengecatan ulang § Persyaratan keselamatan
diri
§ Mengakses, memahami dan
menerapkan infor-masi teknik § Menggunakan perlengkapan dan peralatan yang sesuai
§ Membersihkan permuka-an metal dasar § Melakukan
penggosokan dengan cara basah dan kering § Mempersiapkan permu-kaan untuk
penggunaan cat primer/sealerText Box: 4


KRITERIA KINERJA LINGKUPMATERI POKOK PEMELAJARANSUB KOMPETENSIBELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Menggunakan cat primer dan
sealer
3. Pekerjaan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
ter-hadap sistem/komponen lainnya.
4. Penggunaan perlengkapan pelindung dan peralatan yang
sesuai selama seluruh tahapan proses penyelesaian ulang.
5. Pemasangan komponen dan perlengkapan tambahan yang
dapat dipengaruhi oleh proses penyelesaian ulang dilindungi atau dipindahkan dan disimpan secara aman.
6. Primer/primer surfacer yang digunakan dengan menggunakan bahan dan perlengkapan yang disetujui.
7. Seluruh kegiatan pekerjaan di-atas dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ling-kungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan perusahaan
8. Menghilangk an korosi/ kerak
dan mempersiapkan penggunaan primer atau melapisi dengan sealer
untuk pengecatan ulang
5
9. Persiapan dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya
10. Pekerjaan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya
11. Seluruh kegiatan pekerjaan di atas dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation
Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang
berlaku dan prosedur/kebijakan pemerintah
12. Bahan-bahan pembersih yang
diperlukan 13. Prosedur persiapan permukaan untuk primer/sealer
14. Penerpan metode pengecatan primer/pendempulan/penggunaan sealer
15. Informasi teknik yang sesuai 16. Prosedur keamanan tempat kerja 17. Persyaratan
keamanan per-alatan 18. Persyaratan keamanan kendaraan 19. Prosedur
penggosokan dengan cara kering dan basah 20. Persiapan permukaan cat
dasar/pelindungnya untuk pengecatan ulang 21. Persyaratan keselamatan diri
22. Mengakses, memahami dan
menerapkan informasi teknik 23. Menggunakan perlengkapan dan
peralatan yang sesuai 24. Membersihkan permukaan metal dasar
25. Melakukan penggosokan dengan cara basah dan kering 26. Mempersiapkan permukaan untuk
penggunaan cat primer/ sealer 27. Menggunakan cat primer/sealerText Box: 5Text Box: 4


KRITERIA KINERJA LINGKUPMATERI POKOK PEMELAJARANSUB KOMPETENSIBELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3. Mempersiapkan permukaan
yang telah diprimer untuk penyelesaian ulang
4. Pekerjaan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap komponen/sistem lainnya.
5. Penggunaan perlengkapan pelindung dan peralatan yang
sesuai selama seluruh tahapan kegiatan.
6. Permukaan yang akan disele-saikan ulang disiapkan
dengan menggunakan metode, bahan dan peralatan yang disetujui
7. Bahan-bahan sisa dibuang atau disimpan berdasarkan
persya-ratan dari pemerintah dan perusahaan.
8. Seluruh kegiatan persiapan permukaan  dilaksanakan
berdasar-kan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang
berlaku dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
9. Menghilangk an korosi/ kerak
dan mempersiapkan penggunaan primer atau melapisi dengan sealer
untuk pengecatan ulang
6
10. Persiapan dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya
11. Pekerjaan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap sistem/komponen lainnya
12. Seluruh kegiatan pekerjaan di atas dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard
Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan pemerintah
13. Bahan-bahan pembersih yang
diperlukan 14. Prosedur persiapan permukaan untuk primer/ sealer
15. Penerpan metode pengecatan primer/ pendempulan/ penggunaan sealer
16. Informasi teknik yang sesuai 17. Prosedur keamanan tempat kerja 18. Persyaratan
keamanan per-alatan 19. Persyaratan keamanan kendaraan 20. Prosedur
penggosokan dengan cara kering dan basah 21. Persiapan permukaan cat
dasar/pelindungnya untuk pengecatan ulang 22. Persyaratan keselamatan diri
23. Mengakses, memahami dan
menerapkan infor-masi teknik 24. Menggunakan perlengkapan dan
peralatan yang sesuai 25. Melakukan penggosokan dengan cara basah dan kering
26. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulangText Box: 6


F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan cek list ( ) kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
 Jawaban Sub Kompetensi PernyataanYa Tidak Bila jawaban ‘Ya’,

Menghilangkan korosi/kerak dan mempersiapkan permukaan bodi untuk penggunaan cat dasar, Menggunakan cat primer dan sealer, Mempersiapkan permukaan yang telah diprimer untuk penyelesaian ulang
kerjakan 1. Prosedur penggunaan peralatan  pengecatan Soal Tes Formatif  4
3. Aplikasi bahan-bahan dan peralatan cat Soal Tes Formatif  3

4. Aplikasi peralatan perlindungan pada pengecatan
Soal Tes Formatif  1

2. Mempersiapkan metal dasar, pengamplasan untuk proses pengecatan
 Soal Tes Formatif  2

Apabila siswa menjawab Tidak,  pelajari modul iniText Box: 7

BAB II PEMBELAJARAN
A.RENCANA BELAJAR SISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu TempatBelajar AlasanPerubahan Paraf Guru
1. Penggunaan perlengkapan perlindungan pada pengecatan
2. Mempersiapkan metal dasar, pengamplasan untuk proses pengecatan
3. Penggunaan bahan cat, primer, dan surfacer
4. Prosedur pengecatan
B.KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1  :   Penggunaan  perlengkapan
perlindungan pada pengecatan
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1). Siswa dapat membedakan berbagai perlengkapan perlindung-
an pada pengecatan. 2). Siswa dapat menjelaskan penggunan perlengkakan perlin-
dungan pada pengecatan.
b. Uraian Materi  1 1). Tipe Pengaman a). Kacamata (Goggless)
8


Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)
Gambar  1.Kacamata pengaman
b). Respirator (1) Masker partikel
Masker partikel dikenakan dalam setiap operasi yang melibatkan partikel-partikel berterbangan,seperti misalnya pada saat pengamplasan dempul (putty sanding). Ada dua tipe utama masker partikel, yaitu yang sederhana, tipe disposable dan tipe dengan filter yang bisa diganti (with replaceable filter). Yang manapun tipe yang digunakan perhatikanlah batas waktu penggunaannya.
Gambar  2.Respirator
9


Gambar  3.Respirator
Referensi : Ukuran partikel yang mungkin dapat mempengaruhi paru-paru adalah
yang dalam tingkat 0,2 sampai 5 m. Masker partikel adalah salah satu peralatan yang paling efektif yang dapat mencegah terhisapnya pertikel yang berbahaya.
(2) Masker Gas Masker gas adalah alat pelindung yang dirancang untuk
mencegah gas organik (udara yang bercampur uap bahan pelarut organik), terhisap melalui mulut atau hidung. Ada dua tipe yaitu tipe air line dan tipe filter.
Tipe air line memasok udara segar, udara ditekan kedalam masker melalui selang udara.
Gambar  4.Masker Gas
10


Tipe filter, dilengkapi dengan filter canister untuk menyerap gas organik. Dalam hal masker tipe filter, ada suatu batas efektifitas dari kemampuan filter canaster untuk menyerap zat-zat yang berbahaya. Apabila bahan penyerapnya telah menjadi jenuh, maka filter akan membiarkan uap yang berbahaya lewat. Waktu mulai dari filter masih baru sampai filter menjadi jenuh disebut ”break-through time”. Waktu break-through dari suatu filter canister tergantung pada kepadatan uap.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker gas adalah untuk mengganti filter canister sebelum waktu break-through berlalu. Demikian pula perlu diperhatikan karena terekspos kelembaban, maka kemampuan penyerapan filter mulai menurun pada saat canister dibuka. Setiap tipe bahan penyerap canister dirancang untuk gas tertentu, untuk pengecatan automobile, pastikanlah untuk menggunakan yang dirancang bagi pelarut organik.
Ada masker tipe lain pula, yaitu terbuat dari gauze sederhana dan carbon yang diaktifkan, tetapi jangan digunakan sebagai pengganti masker gas.
Gambar  5.Masker gas dengan filter
11


Gambar  6.Masker gas sederhana
c). Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician Disamping untuk melindungi badan painter dari semprotan
cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk melindungi painter dari debu. Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat dari material anti-static.
Gambar  7.Pakaian kerja dan Topi Paint Technician
d). Sarung tangan  Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan
seseorang pada saat menggunakan sander atau mengangkat bodi part.
12


Gambar  8.Sarung tangan
e). Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves) Sarung tangan ini mencegah penyerapan solvent (pelarut)
organik kedalam kulit. Disamping untuk pekerjaan pengecatan, sarung tangan ini dapat dipakai juga pada saat mengoleskan sealer.
Gambar  9.Sarung Tangan Tahan Pelarut
f). Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes)  Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung telapak kaki
dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik.
Gambar  10. Sepatu pengaman
13


2) Penggunaan Item Pengaman a). Persiapan permukaan (mengupas cat, putty, dan mengamplas
surfacer) (1) Topi technician (2) Kacamata (goggles) (3) Pakaian kerja technician (4) Sarung tangan (5) Sepatu pengaman
Gambar  11. Pakaian kerja persiapan permukaan
b). Color Matching, Operasi persiapan permukaan (Aplikasi Putty, Degreasing) (1) Topi Technician (2) Kacamata (goggles) (3) Masker Tipe Filter (4) Pakaian kerja technician (5) Sarung tangan tahan-pelarut (6) Sepatu pengaman
14


Gambar  12. Pakaian kerja degreasing
c).  Masking (1) Topi Technician (2) Pakaian Kerja Technician (3) Sepatu Pengaman
Gambar  13. Pakaian kerja masking
15


d).  Spraying (Menyemprot) (1) Masker air line (tipe Hood) (2) Mantel kerja paint technician (3) Sarung tangan tahan-pelarut (4) Sepatu pengaman (sepatu anti static)
Gambar  14. Pakaian kerja spraying
c.  Rangkuman 1 1). Pekerjaan pengecatan merupakan pekerjaan yang mengan-
dung resiko cukup besar baik bagi painter maupun obyek painting.
2). Untuk kepentingan keamanan bagi painter maupun obyek painting maka diperlukan peralatan pengamanan.
3).  Perlengkapan pengamanan antara lain sebagai berikut: a) Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan
thinner, putty/ dempul, serta partikel-partikel lainnya. b) Masker partikel, berfungsi untuk melindungi hidung, mulut
painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat
16


pekerjaan pengamplasan maupun spraying/ penyemprotan
c) Masker gas sebagai peindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung.
d) Pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan paniter dari semprotan cat.
e) Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan.
f) Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki.
d. Tugas 1 1).  Identifikasilah alat pengamanan pada  ruang pengecatan
(spray booth) 2).  Gambarkan sketsa peralatan pengaman bagi pekerja pada
bidang pendempulan dan pengamplasan
e. Tes Formatif 1 1). Untuk memberikan rasa aman bagi painter diperlukan
seperangkat peralatan pengaman, sebutkan perlatan pengaman tersebut ?
2). Apa yang saudara lakukan jika di sekolah tidak tersedia peralatan pengaman tersebut.
3). Jika saudara akan melakukan pencampuran warna (color matching) perlengkapan pengaman apasaja yang saudara siapkan.
17


f.  Kunci Jawaban Formatif 1 1). Peralatan pengaman tersebut adalah :
a) Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/ dempul, serta partikel-partikel lainnya.
b) Masker partikel, berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun spraying/ penyemprotan.
c) Masker gas sebagai peindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung.
d) Pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan paniter dari semprotan cat.
e) Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan.
f) Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki. 2). Jika sekolah tidak tersedia peralatan pengaman yang harus
dilakukan adalah  bekerja berdasarkan standar operasi dan prosedur sesuai dengan petunjuk teknis, bekerja dengan teliti dan cermat, berusaha menggunakan pakaian kerja yang memenuhi standar bengkel.
3). Untuk melakukan color matching peralatan pengaman yang harus disiapkan adalah : a) Topi b) Kacamata c) Masker tipe filter d) Pakaian kerja e) Sarung tangan tahan pelarut f) Sepatu pengaman.
18


g.  Lembar Kerja 1
1). Alat dan Bahan a).  Peralatan pengaman b). 1 Unit fender c).  Peralatan pengecatan d). Spray gun e). Thinner f).   Primer red/meni d). Lap/ majun e). Amplas
2). Keselamatan Kerja a).  Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b).  Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja. c).  Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
3).  Langkah Kerja a).  Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin. b).  Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/ instruktur. c).  Lakukan pengenalan dan peragaan penggunaan pakaian
dan peralatan kerja berbagai macam pekerjaan pengecatan!
d). Lakukan persiapan pekerjaan pengecatan dengan baik sebagaimana diuraikan pada kegiatan belajar 1 pada modul ini.
19


e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f).  Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4). Tugas a).  Buatlah laporan kegiatan praktikum anda secara ringkas
dan jelas. b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda
peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.
20


2. Kegiatan Belajar 2  :  mempersiapkan metal dasar dan pengamplasan  untuk proses pengecatan
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 1). Siswa dapat menjelaskan macam-macam bahan dan peralatan
pengecatan 2). Siswa dapat menjelaskan standar operasional dan prosedur
pengecatan pada bodi kendaraan 3). Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik peralatan
pengecatan untuk standar industri dan karoseri
b.Uraian Materi 2 1) Peralatan Pengecatan a).  Amplas / sand paper
 Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya. (1).Klasifikasi Bentuk, berdasarkan bentuknya amplas dibedakan
menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang.
(2).Klasifikasi cara pemasangan, berdasarkan klasifikasinya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
21


Gambar  15. Amplas Tipe Roll dan Tipe Lembaran
(3). Klasifikasi material, berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium. Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka
22


dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
(4). Klasifikasi Grit (kekerasan) Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Tabel 1. Nomor grit amplas No. Grit #60 #80 #120 #180 #240 #320 #600 #1000 #1500 #2000
Mengupas cat

Tipe pekerjaan
  Mengamplas dempul plastik
     Mengamplas  surfacer
        Mengamplas cepat setelah aplikasi top coat
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah
23


mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
Gambar  16. Kekasaran amplas dan bekas luka sayatannya
(5). Material sanding tipe lain Disamping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak
24


mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.
Gambar  17. Syntetic fiber sanding
b). Kompressor Kompressor berfungsi untuk menghasilkan udara
bertekanan, sesuai dengan yang dikehendaki karakteristik cat dan spraygun yang digunakan. Kompresor harus sesalu diletakan di tempat sejuk dan bebas debu, tetapi jangan terlalu jauh dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya tekanan apabila pipa udara terlalu panjang.
c). Blok Tangan / Hand block Blok tangan adalah  blok dimana amplas ditempelkan dan
digunakan untuk pengamplasan manual.
Gambar  18. Blok tangan
25


d). Sander Sander adalah sanding tool yang diberi power dimana
amplas dipasang dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty / surfacer. Menurut tipe power yang digunakan sander dapat dibagi menjadi : Tipe elektrik yaitu yang menggunakan tenaga elektrik dan Tipe pnumatik yaitu menggunakan udara bertekanan.
Gambar  19. Sanding elektrik Gambar  20. Sanding pneumatik
e). Spray gun Spray gun adalah suatu peralatan yang menggunakan udara
kompresor untuk mengaplikasi cat yang diatomisasikan pada permukaan kerja. Spray gun yang digunakan dalam pengecatan khususnya bidang otomotif menggunakan tipe gravity feed dan suction feed. (1) Gravity feed adalah spray gun dengan paint cup terletak
diatas spray gun body. (2) Suction feed adalah spray gun dengan paint cup terletak
dibawah spray gun.
26


Gambar  21. Spray Gun
f). Batang Pengaduk (Agitating Rod). Agitating Rod digunakan untuk mencampur putty atau
surfacer, untuk membentuk suatu kekentalan yang merata dan juga untuk membantu mengeluarkannya dari kaleng. Bahan ini terbuat dari metal atau plastik, dan beberapa diantaranya memiliki skala untuk mengukur hardener dan thinner.
Gambar  22. Batang pengaduk
g). Spatula (Kape)
Spatula digunakan untuk mencampur putty atau aplikasi pada permukaan benda kerja. Bahan ini terbuat dari plastik, kayu dan karet. Setelah penggunannya spatulla harus dibersihkan
27


secara menyeluruh dengan solvent, karena apabila masih ada putty yang tertinggal dan mengering pada spatulla, maka putty akan mengeras dan membuat spatulla tidak dapat digunakan kembali.
Gambar  23. Spatula
h). Air Duster Gun Air duster gun digunakan untuk membersihkan permukaan
kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan.
Gambar  24. Air duster gun
i). Mixing Plate Mixing Plate digunakan untuk mencampur putty atau
surfacer, terbuat dari metal kayu dan plastik.
28


Gambar  25. Mixing Plate
j). Masking Paper
Masking paper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh di cat.
Gambar  26. Masking paper
2) Bahan-bahan Pengecatan pada Bodi Kendaraan
Berikut disajikan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan untuk pengecatan pada bodi kendaraan . a). Material persiapan permukaan
 Tipe material persiapan permukaan adalah seperti dibawah ini. Pada umumnya material ini dikombinasikan dengan tipe dan kondisi metal dasar.
29


Material Persiapan Permukaan
(1) Primer
Primer
Primer
Putty/Dempul
Surfacer
Wash Primer
Lacquer Primer
Urethane Primer
Epoxy Primer


(c). Uretane Primer Merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan
polysocyanate sebagai hardener. Uretane primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
(d). Epoxy Primer Merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan
amine sebagai hardener. Epoxy primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adhesi yang sangat baik.
(2) Putty
Polyester Putty

Lacquer Putty
Ada beberapa tipe dempul (putty) yang berbeda-beda tergantung pada kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan akan digunakan, antara lain:
(a). Polyaster Putty Merupakan putty dua komponen yang menggunakan organik
peroxide sebagai hardener. Berbagai tipe putty, tergantung pada penggunaan. Pada umumnya, putty ini mengandung extender pigmen dan dapat digunakan untuk membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur yang kasar.
31

Putty
Epoxy Putty


(b). Epoxy Putty Merupakan tipe putty dengan dua komponen yang
menggunakan amine sebagai hardener. Oleh karena sangat baik ketahanan karat dan adhesi terhadap berbagai material dasar, maka epoxi putty sering digunakan untuk memperbaiki resin parts. Dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan, material ini lebih buruk dari pada polyester putty.
(c). Lacquer Putty Putty ini adalah satu komponen yang terutama terbuat dari
nitrocellullose dan alkyd atau acrylic resin. Terutama digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (pin hole), atau penyok kecil yang masih tertinggal setelah penggunaan surfacer.
(3) Surfacer
Lacquer Surfacer

Surfacer
32
Urethane Surfacer
Thermosetting Amino Alkyd Surfacer


3) Standar Umum Pengecatan (Spraying)
NO SUBJECT ITEM SYARAT 1. Material/Bahan 1. Cat

2. Thinner 3. Angin (Udara
Bertekanan)
2. Tool & Equipment 1. Spray gun 2. Pipa/selang 3. Container/cup 4. Pompa 5. Spray booth 6. Paint circulation system
3. Metode 1. Persiapan sebelum penyemprotan
2. Cara-cara penyemprotan (spraying)
4. Operator/Manusia Pengetahuan tentang teknik penyemprotan (sparaying) dan pemakaian/pemeli-haraan peralatan spray
5. Lingkungan Kebersihan, keteraturan, kerapihan, keselamatan, dan ketertiban
Sesuai dengan peralatan yang akan di cat dan sifat bahan. Bebas air,minyak, debu atau kotoran.
Ada sistem pemeliharaan, perawatan dan penggantian
Sesuai dengan standar operasi
Pelatihan
Pelaksanaan di jalur

(1) Tekanan Angin      : 5.0  -  6.0  kg/cm2
(2) Tekanan Cat       : 1.5  -  2.0 kg/cm2
(3)  Fluid delivery      : 400 – 500 cc/menit b). Operation
(1) Jarak          : 25  -  30 cm (2) Pattern/penyebaran cat   : 25  -  30 cm

6. Permukaan yang akan disemprot
4). Standar Spraying
a). Paint Circulation
Keberhasilan proses Spraying/penyemprotan
33
Bebas debu, oli, grease, garam atau kotoran lainnya


(3) Arah          : tegak lurus/ 90o
(4) Kecepatan ayun spray gun  : 1 m/detik (5) Over lapping       : 1/3 – ½ (6) Flash off time      : minimal 2 menit
             (disesuaikan dengan thinner)
c). Cat dan Thinner (1) viscositas     :  tergantung jenis cat dan  solvent
          yang digunakan (2) Sifat flow     :  visual, tidak terlalu lama (3) Kebersihan    :  Disaring dengan nylon filter # 300
          mesh
c. Rangkuman 2 1). Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, dempul
(putty) atau surfacer. Amplas tersedia dalam bermacammacam bentuk, material serta kekasarnnya.
2). Nomor grit amplas biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang normal dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 sampai #2000.
3). Untuk pengerjaan pengecatan ulang, cat lama harus diidentifikasikan terlebih dahulu dengan cara menggosokan kain lap yang telah dibasahi dengan thinner, apabila cat menempel pada kain lap berarti jenis catnya lebih rendah dari pada thinner. Oleh karena itu kalau ini dilanjutkan maka akan mengamali kesulitas
34


4). Menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan dapat dilakukan dengan cara : menilai secara visual, menilai dengan sentuhan, menilai dengan penggaris.
d. Tugas 2 1) Buatlah gambar sketsa prosedur pengecatan dasar dan proses
pendempulan pada fender 2) Buatlah urutan grit amplas berdasarkan fungsi dan
penggunaannya.
e. Tes Formatif 2 1). Sebelum dilakukan pengecatan pada bodi kendaraan perlu
dilakukan perataan dan pembersihan permukaan. Perataan dilakukan dengan menggunakan amplas, sebutkan jenis-jenis amplas berdasarkan material yang digunakan.
2). Tunjukkan cara melakukan perataan pada lapisan dempul (putty), dapatkah dilakukan pengamplasan dengan menggunakan kertas #600.
3). Lakukan bagaimana cara mendeteksi jenis cat pada panel bodi kendaraan?.
4). Lakukan cara mendeteksi kerusakan pada panel bodi kendaraan.
35


f. Kunci Jawaban Formatif 2 1). Jenis amplas berdasarkan materialnya adalah : amples kertas,
amplas kertas tahan air, amplas kain, dna amplas fiberglass. 2). Cara melakukan perataan pada lapisan dempul dilakukan
dengan menggunakan amplas kertas tahan air dengan no grit antara #80 sampai #240. tidak dapat, karena amplas no 600 digunakan untuk mengamplas permukaan surfacer atau lapisan cat warna.
3). Cara mendeteksi jenis cat pada panel bodi adalah dengan cara menggosokan kain lap yang telah dibasahi dengan thinner, apabila cat menempel pada kain lap berarti jenis catnya lebih rendah dari pada thinner. Oleh karena itu kalau ini dilanjutkan maka akan mengalami kesulitan
4). Cara mendeteksi kerusakan pada panel bodi adalah dengan menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan dapat dilakukan dengan cara : menilai secara visual, menilai dengan sentuhan, menilai dengan penggaris
36


g. Lembar Kerja 2
1). Alat dan Bahan a). 1 Unit fender b). Peralatan pendempulan, c). Spatula, d). Spray gun e). Thinner f). Primer red/meni g). Lap / majun, h). Amplas
2). Keselamatan Kerja a).  Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja a).  Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin. b).  Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/ instruktur. c).  Lakukan pengenalan peralatan dan bahan pengecatan dan
fungsi-fungsinya, baik untuk yang standar industri maupun karoseri!
d).  Lakukan peragaan/ demonstrasi prosedur pengecatan bodi kendaraan dengan standar operasional yang benar (sesuai dengan modul ini)!
37


e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f).  Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4).  Tugas a).  Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2.
38


3. Kegiatan Belajar 3  :  Komponen dasar Cat dan dempul dan fungsi masing-masing komponen
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 1). Siswa dapat menjelaskan macam-macam pelapisan dan
fungsinya. 2).  Siswa dapat menjelaskan komponen dasar cat dan fungsi
masing-masing komponen 3). Siswa dapat menjelaskan macam dan fungsi dempul
b.Uraian Materi 3   Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam
bentuk cair pada sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian, untuk membentuk lapisan yang keras atau lapisan cat. 1). Fungsi dari pelapisan  adalah sebagai berikut : a). Proteksi
 Material seperti baja, aluminium, kayu, beton, dan plastik dapat menurun masa pakai atau rusak dengan mudah oleh erosi, dan tidak dapat menjamin kekuatannya apabila kesemuanya hanya tetap seperti keadaan aslinya. Akan tetapi permukaan material ini dapat diproteksi dengan cat yang akan menghalangi proses terjadinya kerusakan material dan meningkatkan penggunaannya dalam waktu yang lebih lama. Jadi tujuan pokok dari pengecatan (painting) adalah untuk proteksi suatu obyek terhadap kerusakan dari elemen luar.
b). Efek Estetika dan Identifikasi
Cat memberi warna dan kilapan (gloss) pada suatu obyek dan meningkatkan efek estetikanya, yang selanjutnya mempengaruhi daya tarik dari suatu produk. Identifikasi warna juga merupakan tujuan lain dari pengecatan dimana mobil pemadam kebakaran dan polisi dicat dengan warna tersendiri, untuk membedakannya dengan
39


kendaraan lain. Sekalipun ada berbagai cara untuk meningkatkan tampilan suatu obyek, namun tidak ada yang lebih sederhnaa dan memberi hasil yang lebih baik dari pengecatan (painting).
2). Komponen Cat Pada bagian ini akan dibahas cat, thinner, dan hardener. a) Cat
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin, pigment, solvent, dan additves yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk suatu konsistensi yang merata. Cat biasanya dilarutkan dengan thinner, agar mudah penggunannya. Dalam hal ini cat tipe dua komponen, ditambahkan dengan hardener. Komponen cat adalah sebagai berikut :
(1) Resin (Zat perekat)  Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental dan
transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap (gloss), adhesi suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Menurut tipe lapisan resin dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (a) Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi karena
penguapan solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak dan akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain : nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan nylon. Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara.
40


(b) Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd, pollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin. Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika dipanaskan dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan kembali. Biasanya digunakan pada cat bakar, dimana cat ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca dan mempunyai kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang oven.
(2) Pigment  (Zat pewarna) Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling halus yang
diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic). Pigment ini memberi warna dan daya tutup pada cat dan ikut menentukan ketahanan cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya. Pada cat dasar primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat. Zat warna pada dempul membantu membentuk lapisan tebal dan mudah diamplas. Sedangkan pada cat akhir zat warna memberikan efek pewarnaan yang tahan lama. Pigment atau zat warna terbagi menjadi : (a). Pigment warna, berfungsi menambah warna pada cat dan
menghasilkan daya tutup pada permukaan yang dicat. (b). Pigment terang berfungai menambah wrana-warni metalik pada
cat. (c). Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan cat pada bodi,
menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan. (d). Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama pada cat dasar
untuk membantu mencegah karat pada plat dasar. (e). Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat,
terutama pada cat jenis doof.
41


(3). Solvent (Pengencer) Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan
mempermudah pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas, semprot atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan, thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam. Solvent untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk solvent (pengencer)  meliputi : (a). Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin
lacquer. (b). Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang
baik, hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik. (c). Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu
yang mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder.
Jenis solvent (pengencer) yang biasa dipergunakan dalam pengecatan antara lain : (a). Pengencer lambat kering, ini digunakan pada pengecatan warna
sistem acrylic yang ruangannya bersuhu 650 C keatas. Pengencer lambat kering berfungsi: (a) untuk cat warna yang hasilnya kurang mengkilap, (b) untuk pemakaian cat acrylic enamel di
42


bengkel-bengkel, (c) untuk memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi kendaraan.
0(b). Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk perbaikan cat acrylic lacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat kering akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah: (a) untuk mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jika diperlukan, (b) digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebih dibawah 600 C, (c) untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-85 C, (d) untuk perbaikan setempat.
(c). Retarder, adalah pengencer paling lambat kering yang digunakan untuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah : (a) mencegah pudarnya cat, (b) memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas, (c) menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena penguapannya lama, (d) menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over spraying kecil sehingga ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama dan menambah kilap cat.
(4). Additif Additif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam
jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk : (a) mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), (b) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow additif), (d) menambah kelenturan cat, dll.
43


b) Thinner Thinner dikenal juga dengan nama solvent yaitu suatu pelarut
yang membuat viscositas cat menjadi lebih mudah diaplikasi. Berbagai tipe solvent dicampurkan bersamanya, untuk menyesuaikan kemampuan larut thinner dan penguapannya.
C) Hardener Suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin,
sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat
3). Jenis-Jenis Cat Jenis cat dapat dibagi menjadi tiga macam menurut metode
pengeringan (drying atau curing) yaitu : a). Heat Polymerization (Jenis Bakar )
00Heat Polymerization adalah tipe one component yang mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 140C (2840F). Cat jenis ini apabila dipanaskan pada suhu antara 140C. Maka suatu reaksi kimia berlangsung di dalam resin, mengakibatkan cat mengering dan struktur hubungan menyilang yang dihasilkan begitu rapatnya sehingga setelah cat mengering seluruhnya cat tidak akan larut oleh thinner.
b). Jenis Urethane (jenis two component)  Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung
di dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung di dalam hardener bereaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan urethane. Cat ini menghasilkan kemampuan cooting yang baik termasuk ketahanan kilap, cuaca, solvent. Serta tekstur yang halus akan tetapi cat ini mengeringnya
44


lambat sehingga diperlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar.
c). Jenis Lacquer (solvent evaporation)  Cat jenis ini mengering dengan cepat sehingga mudah
penanganannya, tetapi tidak banyak digunakan sebanyak yang tersebut di atas. Karena tidak sekuat cat-cat jenis two component yang kini banyak digunakan.
4). Bahan-Bahan dan Komponen dalam Pengecatan  Bahan–bahan  yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan
antara lain sebagai berikut : a).  Cat Primer
 Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya. Primer digunakan dalam lapisan yang sangat tipis dan tidak memerlukan pengamplasan. Dalam teknik pengecatan cat primer ada 4 jenis, yaitu : (1). Wash primer, sering disebut etching primer, jenis ini terdiri dari
bahan utama vynil butyral resin dan zinchromate pigment anti karat, dengan demikian primer ini mampu mencegah karat pada metal dasar.
(2). Lacquer primer, terbuat dari bahan nitrocellulose dan alkyd resin. Cat primer ini mudah dalam penggunaan dan cepat kering.
(3). Urethane primer, terbuat dari bahan utama alkyd resin. Merupakan resin yang mengandung polyisociate sebagai hardener. Cat primer jenis ini memberikan ketahanan karat dan mempunyai daya lekat (adhesi) yang kuat.
45


(4). Epoxy primer, cat primer jenis ini mengandung amine sebagai hardener. Komponen utama pembentuknya adalah epoxy resin. Epoxy primer memberikan ketahanan terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang sangat baik.
b). Dempul/ Putty  Dempul/ putty adalah lapisan dasar (under coat) yang
digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja. Dempul juga dipergunakan dengan maksud untuk memberikan bentuk dari benda kerja apabila bentuk benda kerja sulit dilakukan. Setelah mengering dempul dapat diamplas untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Dempul dapat digolongkan menjadi tiga macam menurut penggunaannya, yaitu : (1). Polyester putty, sering juga disebut dempul plastik. Dempul ini
menggunakan organic peroxide sebagai hardener dan mengandung banyak pigment sehingga dapat membentuk lapisan yang tebal dan mudah diamplas. Dempul jenis ini menghasilkan tekstur yang keras setelah mengering. Biasanya dempul ini diulaskan dengan menggunakan kape dempul dan dipergunakan untuk menutup cacat yang parah atau untuk memberi bentuk pada bidang.
(2). Epoxy putty, dempul ini mempunyai ketahanan yang baik terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang baik terhadap berbagai material dasar. Bahan utama dempul ini adalah epoxy resin dan amine sebagai hardener. Oleh karena itu proses pengeringan dempul ini lama, denhan pemanasan paksa menggunakan oven pengering. Dempul ini dapat diulaskan dengan kap dempul atau disemprotkan.
46


(3). Lacquer putty, dempul ini dapat disemprotkan secara tipis-tipis untuk menutupi lubang kecil atau goresan-goresan pada komponen. Bahan utama pembentuknya adalah Nitrocellulose dan acrylic resin.
c). Surfacer  Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas
primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya. Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : (1). Mengisi penyok kecil atau goresan kertas. (2). Mencegah penyerapan top coat (3). Meratakan adesi diatas under coat dan top coat
d). Cat warna/ Top coat  Peranan dari pada cat warna atau top coat adalah cat akhir
yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut.
e). Thinner/ Solvent  Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau khas
menyengat hidung. Zat cair ini mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat.Thinner juga menurunkan kekentalan cat agar mendapatkan viscositas yang tepat untuk pengecatan.
f). Hardener  Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat
molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener agar memperoleh viscositas yang baik . Hardener ditambahkan pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau polyester resin.
47


g).  Clear / Gloss Clear/gloss digunakn sebagai cat pernis akhir pada pengecatan
sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik.
c. Rangkuman 3 Secara rinci materi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut : 1).  Komponen dasar Cat terdiri dari : pigmen (zat pewarna), resin
(zat perekat), solvent (pelarut/thinner), dan bahan additif. 2).  Bahan pelapis logam atau cat terdiri dari : primer yang
berfungsi untuk pencegahan karat, dan meningkatkan daya adesi terhadap lapisan diatasnya; putty yang berfungsi sebagai pengisi bagian yang penyok, dan fungsi adesi; susrfacer yang mempunyai kemampuan menghaluskan permukaan, mencegah penyerapan dan fungsi adesi.
3).  Primer terdiri dari (1) wash primer yang memiliki komponen utama vinyl butyral resin dan zincromate pigment anti karat dimana telah ditambahkan hardener yang bahan utamanya phosphoric acid. Wash primer digunakan langsung pada metal, membentuk lapisan konversi kimia pada permukaan metal. Wash primer memperbaiki pencegahan karat pada material dasar dan meratakan adesi pada lapisan (coat) berikutnya. Sekalipun tersedia tipe satu-komponen, tetapi tipe dua komponen dapat memberikan pencegahan karat dan karakteristik adesi yang lebih baik, (2) lacquer primer terdiri dari nitrocellulose dan alkyd resin, lacquer primer dapat cepat mengering dan mudah penggunaanya, sekalipun pencegahan karat dan karakteristik adesi tidak sekuat primer tipe dua komponen, (3) urethane primer terbuat dari alkyd resin
48


merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan polyisocyanate sebagai hardener. Urethane primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adesi yang sangat baik, (4) epoxy primer terbuat dari epoxy resin, merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener. Epoxy primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adesi yang sangat baik.

Tipe KemampuanWash primer Lacquer Primer Urethane Primer
Epoxy Primer

Adesi Sangat baik Tidak terlalu baik
Baik Sangat baik

Pengeringan Sangat baik Sangat baik Baik Tidak terlalu baik
4). Putty (dempul) terdiri dari (1) polyster putty terbuat dari polyster resin tidak jenuh, merupakan putty tipe dua komponen yang menggunakan organic peroxide sebagai hardener. Berbagai tipe putty tergantung pada penggunaannya. Pada umumnya putty mengandung extender pigment dan dapat digunakan untuk membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan texture kasar, (2) epoxy putty merupakan putty dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener, sangat baik ketahanan terhadap karat dan adesi terhadap berbagai material dasar, tetapi kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan material lebih buruk daripada polyester putty, (3) lacquer putty adalah putty satu komponen yang terbuat dari nitrocellulose dan alkyd atau acrylic resin. Digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (pin hole) atau

Ketahanan Karat
Tidak terlalu baik
49
Tidak terlalu baik
Sangat baik Sangat baik


penyok kecil yang masih tertinggal setelah penggunaan surfacer dasar.
005). Surfacer memiliki sifat mengisi penyok kecil, mencegah penyerapan top coat dan meratakan adesi diantara under coat dan top coat. Surfacer terdiri dari (1) lacquer surfacer yang terbuat dari nitrocellulose dan alkyd atau acrylic resin, mudah digunakan dan cepat kering, (2) urethane surfacer terbuat dari polyster, acrylic, dan alkyd resin, merupakan surfacer tipe dua komponen yang menggunakan polyisocyanate sebagai hardener. Pengeringannya lambat memerlukan pengeringan paksa dengan temperatur kira-kira 60 C (14000 F), (3) thermosetting amino alkyd surfacer, surfacer tipe dua komponen terbuat dari melamine dan alkyd resin, yang digunakan seagai primer sebelum penggunaan pengecatan bake finish (pengecatan akhir). Memerlukan pemanasan hingga temperatur 90 sampai 120 C (190 sampai 240 F).

Adesi Kurang baik Baik sekali Baik sekali Kemampuanmengisi goresan Kurang baik Baik sekali Baik sekali
Ketahanan serap Kurang baik Baik sekali Baik sekali Ketahanan air Kurang baik Baik sekali Baik sekali Pengeringan Baik sekali Kurang baik  Tidak baik Pengamplasan Baik sekali Baik Baik Pelarutan catlama Kurang baik Baik Baik
Spot repairing Baik sekali Kurang baik Kurang baik

TIPE Kemampuan adesiLacquer surfacerUrethane surfacer
50
Thermosetting amino alkyd surfacer


d. Tugas 3 1). Buatlah gambar sederhana (sket) kronologis bahan pelapisan
pada berbagai bahan. 2). Gambarkan sketsa pembuatan cat dari bahan dasar cat.
e. Tes Formatif 3 1).  Sebutkan macam bahan pelapisan dan fungsi masing-masing! 2).  Sebutkan bahan dasar dari cat dan sebutkan fungsi masing-
masing bahan dasar tersebut! 3). Jelaskan perbedaan lacquer surfacer dan urethane surfacer.
51


f. Kunci Jawaban Formatif 3 1). Bahan yang dipalisi dapat berupa logam, kayu, tembok. Pada
logam bahan pelapisan dapat berupa cat, crom, fernikel yang berfungsi mencegah karat atau korosi; pada kayu ahan pelapis berupa cat yang berfungsi mencegah lapuk; pada tembok bahan pelapis dapat berupa cat tembok yang berfungsi mencegah jamur.
2). Bahan dasar cat adalah : (a) pigment yang berfungsi sebagai daya tutup, (b) resin sebagai pengikat/perekat, (c) solvent berfungsi sebagai pelarut agar mudah diaplikasikan, dan (d) aditive yang berfungsi sebagai anti endapan, anti busa, dan anti retak.
003). Perbedaan lacquer surfacer dan urethane surfacer adalah, lacquer surfacer terbuat dari  nitrocellulose dan alkyd resin, cepat mengering karena udara luar. Urethane surfacer terbuat dari polyester, acrylic dan alkyd resin, pengeringannya memerlukan temperatur sampai 60 C (140 F).
52


g. Lembar Kerja 3 1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit fender b). Peralatan pengecatan c). Spray gun d). Thinner e). Primer red/meni f). Lap/ majun g). Amplas
2) Keselamatan Kerja a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
3) Langkah Kerja a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/ instruktur. c). Lakukan pengenalan berbagai peralatan dan bahan
pengecatan, fungsi dan cara penggunaannya, sebagaimana diuraikan pada kegiatan 3 modul ini!
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
53


4) Tugas a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3.
54


4. Kegiatan Belajar 4  :   Penggunaan Peralatan dan  Prosedur Pengecatan
a. Tujuan Kegiatan Belajar 4 1). Siswa dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
menggunakan peralatan Pengecatan 2).  Siswa dapat menjelaskan over lapping 3). Siswa dapat menjelaskan perbedaan pengecatan oven dan
kering udara.
b. Uraian Materi 4  Proses  pengecatan bodi kendaraan melalui tahapan sebagai
berikut : 1).  Persiapan Permukaan
Permukaan yang baik persiapannya akan menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Baik tidaknya permukaan yang akan dicat ini dinilai dari kehalusan permukaan, kebersihan permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya. Persiapan permukaan dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan pengasaman (pickling) yaitu dengan pengolesan bodi kendaraan dengan zat asam, tetapi pengasaman ni sebatas untuk menghentikan serangan korosi pada logam. Setelah pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan lubanglubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada logam. Dapat juga diberisihkan dengan amplas dan dikombinasikan dengan disemprot air untuk membasuh semua debu, rontokan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Secara rinci dapat dilakukan pembersihan sebagai berikut:
55


a). Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi  thiner dan dikeringkan.
b). Amplas permukaan metal dengan amplas kering no. 80. c). Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thiner dan
dikeringkan.
2). Aplikasi Cat Dasar (Primer)  Pemberian cat dasar sebagai dasar bagi cat berikutnya agar
dapat melekat dengan kuat dan mempunyai daya tahan lebih lama daripada tanpa cat dasar. Penggunaan jenis cat dasar dipengaruhi oleh jenis cat akhir dan proses pengeringan yang akan dipergunakan dalam teknik pengecatan tersebut. a).  Pada permukaan yang akan diperbaiki / dicat ulang semprotkan
1– 2 lapis primer yang telah dicampur hardener dengan selang waktu antara lapisan 5-10 menit sebagai cat dasar anti karat. Biarkan kering selama kurang lebih 5 jam.
b).  Amplas permukaan primer dengan amplas kering no. 320 atau amplas basah no. 600.
3).  Aplikasi Dempul (Putty) Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau
penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Terdapat beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan digunakan. Dempul terdapat tiga jenis yaitu (1) polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur kasar, (2) epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part, tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari polyster, (3) lacquer
56


0putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah surfacer. Cara pengulasan dempul adalah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran lain, selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maximal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 50 C selama 10 menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.
Secara rinci ikuti langkah-langkah berikut : a). Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi
bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10 menit.
b). Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80 dilanjutkan dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas basah no. 240 dilanjutkan dengan no. 320 dan no. 400.
c).  Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thiner dan dikeringkan.
4).  Aplikasi Cat Pengisi Permukaan (Surfacer) Surfecer adalah lapisan cat (coat) kedua yang disemprotkan
diatas primer, dempul (putty) atau lapisan dasar (under coat) lainnya. Surfacer memiliki sifat-sifat dapat mengisi penyok kecil atau goresan, mencegah penyerapan top coat, meratakan adhesi antara under coat dna top coat. Jenis surfacer terdiri dari (a) lacquer surfacer, digunakan secara luas karena mudah digunakan yaitu sifat cepat kering, tetap memiliki rate lebih rendah dari surfacer yang lain, (b) urethene surfacer, memberikan pelapisan sangat baik tetapi pengeringannya lambat, (c) thermosetting amino alkyd surfacer,
57


0digunakan sebelum pengecatan bake finish, memerlukan pemanasan 90-120 C, tetapi memberikan kemampuan pelapisan yang baik. Hal yang perlu diperhatikan bahwa semakin cepat surfacer mengering, maka semakin rendah kemampuan pelapisannya. Untuk pencampuran dan pengulasan surfacer, sama seperti pada saat pengecatan primer. Setelah lapisan surfacer kering dapat diamplas dengan amplas kering no. 400 atau amplas basah no. 600 agar diperoleh permukaan yang baik untuk menjamin hasil pengecatan yang memuaskan pada cat warna.
5). Aplikasi Cat Akhir (Solid / Metalic)  Cat akhir merupakan cat yang memberikan perlindungan
permukaan sekaligus untuk menciptakan keindahan dalam penampilan corak/performance kendaraan. Oleh karena itu pengecatan akhir harus hati-hati, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dan melapisi permukaan sesuai dengan umur yang dikehendaki jika dilakukan pada kondisi udara yang tepat.
˜ Pada Warna Solid a). Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan
dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit. b). Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan
pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
c). Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam
˜ Pada Warna Metalic a). Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan
dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
58


b). Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 55 ° C selama 15 menit.
c).  Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu. d). Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur
hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.
e).  Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
6).  Proses pengecatan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
a).  Pengecatan Oven. Merupakan suatu proses pengecatan di dalam ruangan tertutup dengan pengeringan suhu kurang lebih 80 ° C.
b).  Pengecatan Non oven (suhu udara luar) Merupakan suatu proses pengecatan di dalam ruangan biasa (tidak tertutup) dengan pengeringan dalam suhu udara luar ± 25°– 30°  C.
7).  Berdasarkan Jenis Cat proses pengecatan, dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:
a). Cat Bakar  (Heat Polymerization) Tipe ini adalah cat tipe one komponen, mengeras apabila
dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 140° C (248° F). Tipe ini banyak digunakan dipabrik perakitan otomotif, tetapi jarang digunakan dalam pekerjaan repainting, karena memerlukan baking equipment temperatur  tinggi dan melepas atau melindungi komponen plastik dan lain-lain. Tipe-tipe cat bakar ini antara lain:
59


(1). Thermosetting Animo Alkyd Tipe ini mengandung alkyd dan melamine resin dan sebagai
komponen utama, digunakan untuk warna solid. Cat ini memberikan kemauan coating yang sangat baik, termasuk kilap, keras, membangun dan ketahanan solvent. (2). Thermosetting Acrylic
Tipe ini mengandung acrylic dan melamine resin sebagai sebagai komponen utama cat tipe ini terutama digunakan warna metalic yang memerlukan tembus pandang tingkat tinggi. Cat ini memberikan kemampuan coating yang superior sebagaimana cat thermosetting animo alkyd.
b). Cat Two Component (Tipe Urathane) Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang
terkandung dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi reaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini mempunyai kemampuan coating yang sangat baik, termasuk ketahan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur yang halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan dan memerlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar.
c). Cat Solvent Evaporation (Lacquer)  Cat tipe one komponent ini biasa dikenal sebagai lacquer.
Meskipun mengering dengan cepat sehingga mudah penangannya karena tidak sekuat cat-cat two component yang kini banyak digunakan.
8). Teknik Menggunakan Peralatan Pengecatan a)  Air Spray Gun
60


Air spray gun menggunakan udara bertekanan untuk mengatomisasi cat pada suhu permukaan.
Gambar  27. Prinsip kerja air spray gun
Prinsip Spray Painting (pengecatan semprot)  Prinsip spray-painting adalah sama seperti halnya pada
atomisasi. Apabila udara bertekanan dikeluarkan dari lubang udara pada air cap, maka suatu tekanan negatif akan timbul pada ujung fluida, yang selanjutnya menghisap cat pada cup. Kemudian cat yang dihisap ini disemprotkan sebagai cat yang diatomisasi (dikabutkan), oleh karena tekanan udara pada lubang didalam air cap.
Gambar  28. Konsep air spray gun
 Dalam garis besarnya, air spray gun dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: tipe umpan-berat (gravity-feed), umpan-hisap (suction-feed), dan tipe tekanan (compression)
61


Gambar  29. Tipe-tipe spray gun
Gambar  30. Konsep kerja spray gun
62


Konstruksi Spray Gun
Gambar berikut ini memperlihatkan konstruksi sebuah air spray gun (tipe umpan-hisap)
Gambar  31. Konstruksi spray gun umpan hisap
a). Sekrup penyetel fluida (Fluid adjustment screw) Setelah jumlah keluaran cat dengan mengatur jumlah
gerakan jarum. Mengendorkan sekrup penyetel akan menambah jumlah pengeluaran, dan mengencangkan sekrup mengurangi jumlah pengeluaran. Pengencangan sekrup penyetel sepenuh langkah, akan menghentikan aliran cat.
Gambar  32. Penyetelan jumlah keluaran cat
63


b). Sekrup penyetel fan spreader  Setel bentuk pola semprotan. Mengendorkan sekrup
membuat pola oval (lonjong), dan mengencangkan sekrup membuat pola lebih bulat. Pola yang oval lebih cocok untuk menyemprotkan cat pada area kerja yang besar. Sedangkan pola yang lebih cocok untuk menyemprotkan cat pada area yang lebih kecil.
Gambar  33. Penyetelan pola semprotan spray gun
c). Sekrup penyetel Udara Setel besarnya tekanan udara. Mengendorkan sekrup
penyetel menambah tekanan udara, dan mengencangkan sekrup penyetel mengurangi tekanan udara. Mengencangkan sepenuh langkah sekrup penyetel, akan menghentikan tekanan udara. Tekanan udara yang tidak mencukupi, akan mengurangi atomisasi cat, dan tekanan udara yang berlebihan akan menyebabkan cat terpercik, jadi akan menambah jumlah cat yang diperlukan.
Gambar  34. Penyetelan besarnya aliran udara
64


d). Fluid Tip  Fluid tip mengatur dan mengarahkan jumlah cat dari gun
kedalam air streem. Pada fluid tip terdapat suatu taper (ketirusan). Pada saat needle (jarum) menyentuh taper ini, aliran cat dihentikan. Apabila cat dikeluarkan, maka jumlah keluaran ini akan tergantung pada ukuran pembukaan fluid tip disaat needle (jarum) menjauhi tip. Untuk penanganan secara benar cat dari berbagai tipe dan viskositas, dna untuk mengalirkan volume cat yang diperlukan ke cap untuk kecepatan aplikasi yang berbeda, maka fluid tip disediakan dalam berbagai ukuran. Yang biasa digunakan dalam pengecatan (refinishing) adalah fluid tip 1,3 mm. Oleh karena air cap, fluid tip dan needle (jarum) mempengaruhi kualitas pola semprotan dan hasil akhirnya, maka kesemuanya disiapkan dalam bentuk set dan dikenal dengan sebutan kombinasi nozzle. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih air cap, needle dan fluid tip adalah: (1) tipe cat dan viscositasnya, (2) model gun, (3) operasi gun, (4) kualitas hasil akhir.
Gambar  35. Profil fluid tip dan air cap
e).  Air Cap Air cap mengeluarkan udara, untuk membantu atomisasi
cat, air cap memiliki lubang-lubang udara sebagai berikut, lubang udara tengah untuk membuat kevakuman pada fuid tip dan
65


menyemprotkan cat, lubang udara kontrol fan menggunakan tenaga udara kompresor untuk menentukan bentuk pola semprotan, dan lubang udara atomisasi menyebarkan atomisasi dari pada cat.
Gambar  36. Air cap
Gambar  37. Jenis-jenis air cap
Fungsi lain adalah untuk mengubah arah pola semprotan, yaitu dengan cara memutar air cap.
66


Gambar  38. Menyetel arah pola semprotan
f).Trigger Menarik trigger akan menyebabkan udara dan cat
menyemprot. Trigger bekerja didalam dua tahap. Menarik trigger pada permulaan akan membuka air valve (katup udara), sehingga hanya udara saja yang menyemprot. Menarik trigger lebih lanjut, akan menyebabkan needle (jarum) terbuka, sehingga cat menyemprot bersamaan dengan udara. Tipe konstruksi ini dirancang untuk membuat atomisasi yang konsisten pada saat trigger ditarik.
Gambar  39. Kerja trigger
Teknik Air Spray Gun a). Cara Memegang Spray Gun
67


Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spray gun. Biasanya spray gun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
Gambar  40. Cara memegang spray gun
b). Menggerakkan Spray Gun Ada empat hal penting dalam menggerakkan air spray gun,
0yaitu : (1) jarak spray gun (10-20 cm), (2) sudut spray gun (90), (3) kecepatan langkah ayun (12 feet/detik), (4) pola tumpang-tindihnya/overla-pping (1/3-1/2).
Gambar  41. Gerakan spray gun yang terlalu dekan dan jauh
68


Gambar  42. Menjaga konsistensi jarak penyemprotan mengikuti pola panel
Gambar  43. Menjaga konsistensi sudut penyemprotan mengikuti pola panel
Gambar  44. Menjaga konsistensi sudut penyemprotan pada arah vertikal
69


Gambar  45. Memposisikan diri pada tengah bidang panel saat penyemprotan
Pola Tumpang tindih (Overlapping) Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada
permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung. Tujuannya adalah : (1) Menghindarkan terjadinya tipis (2) Menghindarkan adanya perbedaan warna (3) Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata (4) Mencegah tidak adanya cat pada lapisan pertama dan
berikutnya. Overlapping pada bidang vertikal Pada umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.
Gambar  46. Over lapping pada bidang vertikal
70


Over lapping pada bidang horizontal Dikerjakan oleh dua orang operator secara berpasangan. Operator A lebih dahulu menyemprot benda kerja, kemudian diikuti oleh operator B
  B
  A
Gambar  47. Over lapping pada bidang horisontal
Over lapping pada bidang permukaan sambungan Penyemprotan pada bidang perpotongan (misal fender, pintu, dsb) perlu diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat pada garis perpotongan dan posisi spray gun harus benar-benar tegak lurus. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis dan sagging (meleleh).
   START      STOP
         STOP    START
   START                STOP
Gambar  48. Over lapping pada bidang sambungan
71


Gambar  49. Over lapping setengah
Gambar  50. Over lapping 2/3 dan setengah
9).  Langkah-angkah penyemprotan a).  Pengaturan alat semprot.
2 Sebelum melakukan penyemprotan hendaknya mengatur besar kecilnya aliran cat yang keluar, besar kecilnya angin/ udara yang keluar dan besar kecilnya kembang penyemprotan/ pattern agar diperolah hasil yang maksimal. Bila penyetelan tidak dilakukan dengan baik mengakibatkan hasil pengecatan yang kurang sempurna. Permukaan menjadi tidak rata,meleleh, kasar, kurang mengkilap dan cacat-cacat lain. Tekanan kerja angin/ udara untuk pengecatan kurang lebih 50-60 Psi atau 4-4,5 kg/cm.
72


b).  Gerakan alat semprot.  Gerakan alat semprot (spray gun) harus tegak lurus dan sejajar
dengan permukaan yang akan disemprot, bila tidak akan mengakibatkan ketidakrataan ketebalan cat yang dihasilkan. Untuk mencapai ketebalan cat yang sama dapat dilakukan overlapping sebesar 50 %.
c).  Kecepatan gerak alat semprot (spray gun)  Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan
arah horizontal maupun vertikal. Jika pelan cat akan meleleh, bila kecepatan geraknya cepat maka hasil pengecatan kurang rata. Jika kecepatannya kurang stabil maka akan diperoleh hasil pengecatan yang tidak rata dan kurang mengkilap. Kecepatan gerak spray gun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
d).  Jarak penyemprotan Untuk penyemprotan pada masing-masing cat berbeda,
tergantung dari proses obyek yang akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat meleleh dan bila terjadi pada cat metalik akan menimbulkan belang-belang yang diakibatkan oleh partikel metalik yang mengumpul. Bila jaraknya terlalu jauh mengakibatkan permukaan menjadi kasar. Untuk jarak penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan hasil pengecatan yang belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak spray gun secara umum sebesar 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10-20 cm dan enamel : 15 – 25 cm.
10).  Daya sebar cat Daya sebar dihitung berdasarkan isi kepadatan cat dan
ketebalan cat yang diinginkan dalam satuan mikron. Isi kepadatan cat ditentukan oleh banyaknya kandungan pigmen dan resin dalam
73


cat tersebut. Sebagai contoh, cat dengan isi kepadatan 70 %, berarti bahwa dalam 1 liter cat tersebut mengandung 700 cc pigmen (zat pewarna) dan resin (zat perekat). Jika diinginkan ketebalan cat setelah kering = 40 mikron, maka daya sebar secara teoritis dapat dihitung sebagai berikut :
  Cc Kepadatan dalam 1 liter cat 700   --------------------------------------    =  ------ =  17,5   Ketebalan kering dalam mikron 40
2Ini menunjukkan bahwa daya sebar cat secara teoritis adalah = 17,5 m2 untuk tiap liter cat. Artinya setiap 1 liter cat jika akan disemprotkan pada bidang permukaan logam akan menjangkau pada luasan 17,5 m. Apa yang dapat digunakan dengan data-data tersebut di atas ?
2Secara ekonomi kita dapat mengevaluasi tingkat efisiensi bermacammacam jenis  cat. Tentu saja isi kepadatan yang lebih tinggi akan menghasilkan dasay sebar yang terbaik, dilihat secara teoritis akan menghasilkan beaya yang lebih rendah. Akan tetapi tidak mungkin produsen cat menegaskan secara tepat berapa m dalam prakteknya dapat kita lapisi dengan 1 liter cat. Banyak faktor mempengaruhi daya sebar dalam prakteknya misalnya; apakah pengulasan cat dengan semprot, rol atau kwas, apakah pengulasan dilakukan di luar atau di dalam ruangan, apakah bendanya kecil atau besar, dan sebagainya. Berdasarkan pengalaman, kita dapat memperkirakan persentase kehilangan pada kondisi kerja yang normal, ini berarti dara sebar teoritis dikurangi dengan persentase kehilangan tersebut.
74


c. Rangkuman 4 1).  Pada pekerjaan pengecatan persiapan permukaan sangat
penting untuk dilakukan, yaitu menyangkut kebersihan permukaan panel yang akan dicat, kesiapan peralatan pengecatan dan bahan, serta kondisi lingkungan ruang pengecatan.
2). Peralatan pengecatan merupakan peralatan yang spesifik sehingga diperlukan perawatan yang kontinue.
3). Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung. Overlap biasanya antara 1/3 sampai ½.
4). Daya sebar cat adalah kemampuan untuk melapisi bidang tertentu pada luasan dan ketebalan tertentu. Daya sebar dihitung berdasarkan dari kepadatan cat dan dibagi ketebalan cat yang diinginkan dalam satuan mikron. Isi kepadatan cat ditentukan oleh banyaknya kandungan pigmen dan resin dalam cat tersebut. Sebagai contoh, cat dengan isi kepadatan 70 %, berarti bahwa dalam 1 liter cat tersebut mengandung 700 cc pigmen (zat pewarna) dan resin (zat perekat).
d. Tugas 4 1).  Buatlah diagram/sketsa prosedur pengecatan warna baik
warna metalik maupun cat solid. 2).  Identifikasi kebutuhan cat, thinner, dempul, amplas untuk
keperluan pengecatan ulang secara total pada sebuah mibus tipe 1000 cc.
3).  Lakukan pengecekan kebersihan spray gun sebelum melakukan penyemprotan.
75


e. Tes Formatif 4 1).  Jika diketahui isi kepadatan cat 80% dan diinginkan ketebalan
cat 40 mikron, berapa daya sebar cat tersebut ? 2).  Seorang mekanik akan melakukan pengecatan kendaraan
minibus mempunyai data-data  sebagai berikut : a) Panjang kendaraan   : 4 m b) Lebar badan kendaraan : 1,90 m c) Tinggi kendaraan   : 2 m Jika daya sebar cat tersebut sebagaimana soal no. 1) berapa kebutuhan cat yang harus disiapkan mekanik tersebut ?
3). Untuk melakukan pengupasan cat, apa yang saudara lakukan 4). Untuk melakukan pengamplasan dempul, menggunakan
amplas tipe apa ?
76


e. Kunci Jawaban Formatif 4
1).  Daya sebar cat tersebut adalah :
  Cc Kepadatan dalam 1 liter cat      800   --------------------------------------    =  ------ =  20 m2
  Ketebalan kering dalam mikron      40
2).  Kebutuhan cat mekanik tersebut adalah : Luasan permukaan kendaraan tersebut : a) Sisi kanan dan kiri  : 2x4x2 = 16 m2
b) Atap       : 4x1,90= 7,6 m2
c) Bagasi       : 1,90x2=3,80 m2
d) Depan      : 1,90x2=3,80 m2
Jumlah luasan kendaraan     = 31,2 m2
Jika overlapping menggunakan    = ½ Maka kebutuhan cat tersebut adalah :      31,2
             -----------  = 3,12 Liter cat       20x1/2
3). Cara melakukan pengupasan cat dapat adalah : (a) digosok dengan menggunakan amplas dengan nomor grit #60-#80, (b) menggunakan cairan paint remover, (c) dipanaskan pada temperatur tertentu dengan kompor sampai cat mengelupas sehingga mudah untuk dikupas.
4). Untuk mengupas dempul digunakan amplas dengan nomor grit #120-#240.
77


g. Lembar Kerja 4 1). Alat dan Bahan
a).  1 unit mobil peraga d).  Spatula e).  Spray gun f).  Thinner g).  Surfacer h).  Cat warna i).  Lap / majun j).  Amplas
2). Keselamatan Kerja a).  Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya! b).  Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja
yang tertera pada lembar kerja! c).  Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja!
3). Langkah Kerja a).  Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif
dan seefisien mungkin! b).  Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/
instruktur! c).  Lakukan persiapan pengecatan pada mobil peraga! d).  Lakukan pengecatan pada mobil peraga dengan metode dan
langkah sesuai dengan uraian kegiatan 4 pada modul ini! e). Buatlah catatan-catatan penting tentang kegiatan praktikum
anda secara ringkas! f).  Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semula!
78


4). Tugas a).  Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! b).  Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4!
79


BAB III EVALUASI
A. PERTANYAAN 1. Sebutkanlah komponen-komponen konstruksi utama spray gun
yang anda ketahui ! 2. Jelaskan prinsip kerja spray gun  dengan bantuan sketsa gambar
sederhana ? 3. Mengapa prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor grit
dempul ?
80


B. KUNCI JAWABAN
1. Gambar kontruksi dan komponen utama spray gun adalah sebagai berikut :
81


2. Prinsip Kerja Spray gun dapat digambarkan sebagai berikut :
3. Prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor urut grit amplas Tahap-tahap pengamplasan panel bodi yang mengalami proses pendempulan menggunakan amplas sesuai dengan nomor gritnya. Untuk pengamplasan dempul plastik menggunakan amplas nomor kecil (#60-80), sedangkan untuk mengamplas dempul halus (dempul abu-
82


abu) menggunakan amplas kertas tahan air nomor 240-400. untuk pengamplasan akhir/cat menggunakan amplas kertas tahan air halus #600-800. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan luka bekas amplas pada permukaan cat. Berikut ini diberikan rekomendasi penggunaan amplas yang sesuai dengan tujuan pengamplasan.
83


A. KRITERIA KELULUSAN
Aspek Skor(1-10) Bobot Nilai Keterangan

Kategori kelulusan : 70 s.d. 79  :   memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89  :   memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100  : di atas minimal tanpa bimbingan

Kognitif 5 Ketelitian pemeriksaan pendahuluan 1 Ketepatan prosedur spray gun 2 Ketepatan waktu 1 Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir
84
Syarat lulus nilai minimal 70, dengan skor setiap aspek minimal 7


BAB IV PENUTUP
Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila siswa dinyatakan tidak lulus, maka siswa harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
85